PERSIAPAN PEMIJAHAN IKAN KOI

Pertama kali yang harus disiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan di bawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah masuknya ikan seribu atau hama air lainnya yang tidak diharapkan. Pada pintu pem-buangan hendaknya juga dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.

Telur koi menempel (adesif) sifatnya, dan biasanya koi akan bertelur di bawah tanaman atau bahan apa  saja  yang  bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat. Penempel telur yang dipakai bisa kakaban seperti yang sering dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban di-buat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu yang dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata dengan ukuran kakaban 40 cm lebar dan 120 cm panjang. Banyaknya kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4 – 6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Namun sesuaikan juga dengan luas kolam. Jika kolam terlalu sempit, Jangan dipaksakan untuk menampung kakaban ini, karena malah akan meng-ganggu gerak koi nantinya.

Agar bisa mengapung, kakaban tersebut disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Di atas kakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpul-an kakaban ini tidak bercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang kakaban ini harus dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.

Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air harus selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk me-rangsang pasangan koi yang hendak memijah. Selain kakaban bisa juga dipakai tanaman air  seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia se-bagai pengganti ijuk.

Kolam pemijahan tidak bisa dan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempur-na. Luas kolam pemijahan bisa bervariasi, mulai dari 3-6 m2 dengan kedalaman kolam 0,5 m. Lokasi kolam harus cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, jika mungkin terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang piaraan lainnya.

Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan tempat perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Bila kolam bulat, usahakan diameternya antara 1,5—2 m. Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk me-numbuhkan makanan alami yang dipakai untuk mensuplai makanan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6—10 m2, cukup memadai.

Bagi mereka yang mempunyai uang cukup, bisa melapisi kolam-kolamnya dengan bahan vinil, yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan bahan ini, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen atau bahan lain bisa dihilangkan. Jika bahan ini di-anggap terlalu mahal, cukup disediakan kolam semen yang sudah lama.

Bagaimana kalau tidak bisa disediakan ketiga kolam tersebut? Jika kita tetap nekat ingin memi-jahkan memang masih tersedia jalan. Jalan lain yang mengandung risiko terlalu berat harus ditempuh, jika kita hanya mempunyai kolam pemijahan. Tentunya dengan mengambil langkah-langkah jitu agar kolam tersebut bisa dipakai untuk berbagai keperlu-an.

SUMBER : http://breederkoi.com

Leave a comment